Memahami Bencana Banjir Bandang dan Pencegahannya
https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/19/01/24/pltl1u370-memahami-bencana-banjir-bandang-dan-pencegahannya
Kamis 24 Jan 2019 12:10 WIB
Kamis 24 Jan 2019 12:10 WIB
Rep: Wahyu Suryana/
Red: Friska Yolanda
Penyebab banjir mulai dari hujan ekstrem, jebolnya bendungan dan longsor.
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN
-- Banjir bandang yang sering terjadi di Indonesia belum banyak
dipahami masyarakat Indonesia. Dosen dan Peneliti Ekohidraulik, Sungai,
Banjir dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM), Agus Maryono,
membagikan analisisnya.Ia menerangkan, banjir bandang hampir terjadi setiap tahun. Pada 2002 terjadi di Pacet-Mojokerto, Bahorok 2003 dan Kutacane 2004, Jember 2005, Sinjai 2006, Gorontalo 2006, Langkat 2007, Poliwali 2009, dan Wasior 2010.
Belum menanggulangi, sebagian besar masyarakat masih kebingungan banjir-banjir mana yang termasuk bandang, apa penyebabnya dan apakah itu akan terulang lagi. Secara umum, banjir dapat dibedakan menjadi tiga.
Rumah warga di Pidie dihantam banjir bandang.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan debit dan probabilitas statistik, banjir diagi menjadi banjir 10 tahunan, 50 tahunan dan seterusnya sampai banjir 1.000 dan 10.000 tahunan. Ada pula klasifikasi berdasarkan durasi berlangsungnya banjir.
Sedangkan, banjir yang berlangsung cepat dengan kisaran waktu terjang relatif pendek dengan debit puncak yang ekstrem tinggi, membawa lumpur, pasir, batuan, kayu dan berbagai elemen, lalu relatif cepat surut disebut banjir bandang.
"Banjir bandang inilah yang biasanya banyak membawa korban jiwa dan harta benda karena dengan waktu yang singkat dan debit banjir yang ekstrem, sehingga masyarakat tidak sempat menyelamatkan diri," kata Agus, Kamis (24/1).
Setidaknya ada enam penyebab terjadinya mulai hujan ekstrem, tipologi DAS, jebolnya pembendungan akibat sisa-sisa vegetasi dan longosran, bertemunya dua puncak banjir, jebolnya bendungan dan kembalinya alur sungai sudetan ke semula.
Artinya, penyebab banjir bandang yang cukup beragam itu mendesak dilakukannya usaha-usaha pencegahan penyeluruh. Usaha preventif harus dilakukan demi dapat menghindarkan terjadinya bencana itu atau jatuhnya korban akibatnya.
Warga berusaha menarik mobil truk pengangkut batu yang berada di tengah sungai Batang Kuranji akibat terseret banjir di Kecamatan Pauh, Padang, Sumatera Barat, Rabu (2/1/2019).
Agus mengingatkan, jika banjir bandang terjadi dan berasosiasi dengan banjir run off (sungai meluap ditambah hujan lokal) kerugian akan sangat besar. Maka itu, perlu diingat banjir itu suatu saat akan terulang lagi.
Untuk itu, ia menyarankan segera dilakukan upaya-upaya preventif prioritas sesuai yang disarankan dalam penanggulangan banjir bandang. Jangan sampai, sesuatu yang bisa dicegah justru dibiarkan terjadi.
"Agar kita tidak merasa bersalah berkepanjangan karena bencana yang masih bisa kita cegah atau mitigasi, tidak kita lakukan pencegahan, sehingga bencana itu terjadi lagi dan memakan korban jiwa dan harta benda yang tidak sedikit," ujar Agus.
Untuk mengurangi risiko, pahami ciri-ciri akan terjadinya banjir bandang, cari sungai-sungai yang diprediksi menyebabkan banjir bandang, dan lakukan ekspedisi susur sungai guna menemukan kondisi-kondisi itu dan buat antisipasi.
Periksa pula kebocoran di bendungan, embunga atau waduk Jika sudah diantisipasi ternyata tidak terjadi, perlu disyukuri karena usaha itu masih berfungsi dan berguna untuk pencegahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar